Rabu, 28 Desember 2011

Malam Biru - Sandhy Sondoro


Suatu malam yang biru tanpa dirimu
Berjuta juta rindu ku padamu
Sendiri ku pun harus menikmati
Nyanyian sang rembulan

Engkau yang seharusnya disisiku
Engkau yang slalu ada dihayatku
Semoga kau mendengar lagu ini
Yang ku cipta untukmu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu oh sayang

Engkau yang seharusnya disisiku
Engkau yang slalu ada dihayatku
Semoga kau mendengar lagu ini
Yang ku cipta untukmu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu oh sayang

Kasihku..
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku

Simpananku - Govinda

aku mencintaimu lebih dari kekasihku
meski di saat ini hanya simpana
aku menghargai posisi kamu sebagai simpananku
kamu menjadi yang harus mengalah di hubungan ini
walau yang kedua tapi dengarkanlah

reff:
aku mencintaimu lebih dari kekasihku
aku mengharapkanmu lebih dari ini
aku mencintaimu lebih dari kekasihku
meski di saat ini hanya simpananku

a a aku menghargai posisi kamu sebagai simpananku
kamu menjadi yang harus mengalah

reff:
aku mencintaimu lebih dari kekasihku
aku mengharapkanmu lebih dari ini
aku mencintaimu lebih dari kekasihku
meski di saat ini hanya simpananku
(hanya simpananmu, hanya simpananmu)
meski di saat ini simpananku


Roman Picisan-Dewi-Dewi



  • Tatap matamu bagai busur panah
    Yang kau lepaskan ke jantung hatiku
    Meski kau simpan cintamu masih
    Tetap nafasku wangi hiasi suasana
    Saat kau kecup manis bibirmu

    Reff:
    Cintaku tak harus,miliki dirimu
    Meski perih mengiris-iris segala janji

    Aku berdansa diujung gelisah
    Di iringi syahdu lembut lakumu
    Kau sebar benih anggun jiwamu
    Namun kau tiada...menuai buah cintaku
    Yang ada hanya sekuntum rindu

    Reff:
    Cintaku tak harus,miliki dirimu
    Meski perih mengiris-iris segala janji

    Malam-malamku bagai malam seribu bintang
    Yang terbentang di angkasa bila kau disini
    'Tuk sekedar menemani,'tuk melintasi wangi
    Yang s'lalu tersaji di satu sisi hati

    Reff:
    Cintaku tak harus,miliki dirimu
    Meski perih mengiris-iris segala janji
 

123456 - Budi Doremi

Budi Doremi "satu dua tiga"

Ada sebuah cerita tentang aku dan dia
Jumpa pertama ku dengannya di satu sore yang cerah
Singkat kata singkat cerita ku berjalan dengannya
Namun apa yang aku rasa mungkinkan ini cinta

Dan hatiku bayangkan dirimu mulai ada rindu
Dunia ku terhenti karena kamu
Mungkin bisa jadi milikku
Semoga lagu cinta ini bersarang tepat di hatimu

Satu kali ku bertemu dualam sudah rasaku
Tiga kata yang ku tahu aku cinta padamu
Empat malam ku menunggu jawaban cinta darimu
Lima tanda yang kau beri enampaknya kau cinta padaku

Dan hatiku bayangkan dirimu mulai ada rindu
Dunia ku terhenti karena kamu
Mungkin bisa jadi milikku
Semoga lagu cinta ini bersarang tepat di hatimu

1 2 3 4 5 dan 6 rasa ku tanam cintamu akan kembang
Begitulah proses akan menangkap hati darimu
Ya namanya orang juga lagi usaha, mau gimana lagi
Kau di sana ku di sini aku tersipu artinya malu

Satu kali ku bertemu dualam sudah rasaku
Tiga kata yang ku tahu aku cinta padamu
Empat malam ku menunggu jawaban cinta darimu
Lima tanda yang kau beri enampaknya kau cinta padaku

Satu kali ku bertemu dualam sudah rasaku
Tiga kata yang ku tahu aku cinta padamu
Empat malam ku menunggu jawaban cinta darimu
Lima tanda yang kau beri enampaknya kau cinta
Enampaknya kau cinta enampaknya kau cinta padaku
Enampaknya kau cinta padaku

Bukan Dia Tapi Aku - Judika

berulang kali kau menyakiti
berulang kali kau khianati
sakit ini coba pahami
ku punya hati bukan tuk disakiti

ku akui sungguh beratnya
tinggalkanmu yang dulu pernah ada
namun harus aku lakukan
karena ku tahu ini yang terbaik

ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya  sakitnya oh sakitnya

ku akui sungguh beratnya
tinggalkanmu yang dulu pernah ada
namun harus aku lakukan
karena ku tahu ini yang terbaik
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya  sakitnya oh sakitnya

cintaku lebih besar dari cintanya
mestinya kau sadar itu
bukan dia  bukan dia tapi aku

begitu beratkah ini
hingga ku harus mengalah
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya sakitnya oh sakitnya

cintaku lebih besar dari benciku
cukup aku yang rasakan
jangan dia jangan dia cukup aku
jangan dia jangan dia cukup aku

Sesalku

Terdiam,
Hanya bisa diam
Menatap kepergiannya yang kian berlalu
Seiring berjalan waktu
Aku mulai mengerti
Dia tak mungkin lagi ku rengkuh
Meski aku menangis, mengiba
Kini aku t'lah dewasa
Namun terus sesalkan masa muda
Terbuang sia-sia

Selasa, 27 Desember 2011

HEA (judul sementara) part 1

# Hea!!!


                 “HEEEEAAAAAAA! BANGUUUUN!”
                 Sambil merem melek aku melempar boneka teddy bear berukuran ekstra besar di sampingku kearah si empunya suara. JBRUGGG!! GOOOLLL!! Boneka yang aku lempar mendarat dengan pas di wajah seorang cowok. Andrean Stevano Nagasastra, cowok berzodiak Leo ini adalah saudara sepupu sekaligus teman sekelas gue di SMK Bintang Nusantara. Kerjaanya tiap hari adalah membangunkanku dan kemalangan yang selalu menimpanya adalah kena lemparan mautku, entah itu lemparan bantal ataupun lemparan boneka. Uhhh malang banget ya nasib cowok ini.
                Andre memungut bonekaku kemudian melemparkannya ke sofa. Ia kemudian menghampiriku yang masih pura-pura tidur dengan lelapnya. “Hea bangun lo! Elo nggak tahu apa muka gue ini limited edition dan nggak ada gantinya di pasaran kalau tiap hari lo lempar pakai boneka dan bantal terkutuk lo itu mau jadi apa coba muka gue!” protes Andre keras sambil menarik-narik selimut yang menutup tiga per empat  tubuhku namun tidak berhasil karena aku bersikukuh mempertahankannya.
                “Apaan sih lo Ndre didramatisasi banget! Tenang aja wajah ganteng lo itu nggak akan kenapa-kenapa.”jawabku santai.“Paling Cuma hancur sedikit aja!”lanjutku masih tetap santai.
               “Tenang-tenang, mana bisa orang hidup tenang kalau hidupnya sedang terancam!”
               Aku langsung bangkit dari tidurku. “Emang siapa yang berani mengancam lo? Siapa… Siapa coba yang berani-beraninya mengancam sepupu gue tercinta!”tanyaku heboh.
               “Ya elo lah sama dengan bantal dan boneka kesayangan lo itu, siapa lagi?”
               Kali ini giliran bantalku yang ke wajah Andre tapi sial cowok itu sukses menangkapnya. “Ughhh rese’ lo Ndre!”
               “Elo itu yang rese’ !”omel  Andre.
               Aku memonyongkan bibirku beberapa senti sambil menggerutu. “Abisnya lo juga sih ganggu tidur gue! Lo kan tau Cuma dalam mimpi gue bisa berkreasi.”
               “Kalau lo mau marah, marah aja sama Bunda, JANGAN MENYENGSARAKAN GUE!” murka Andre.
               “Iya-iya maaf deh!”pintaku sambil melekatkan kedua tanganku lalu meletakkannya di depan bibir sambil memasang tampang memelas andalanku. Biasanya sih ampuh buat merayu Ayah supaya menaikkan uang jajan tapi kali ini sepertinya . . .
               “Tampang lo itu udah nggak mempan lagi buat gue kalo lo mau gue maafin mending sekarang elo mandi terus kita berangkat atau…” Andre mulai memasang tampang nakalnya yang membuatku merinding gila. “…elo mau gue mandiin.”godanya.
                JBRUG!!! Satu bantalku ku lempar lagi ke wajah Andre sembari bergidik, “Hiyh ogah!!! Mending gue mandi sendiri!!!”.
               “HEEAAA!!!”
               Aku segera menyahut handukku dan kabur sebelum Andre kembali menyemprotku.


 # # #
                “HEA CEPET WOY!!!” teriakkan Andro kembali membahana untuk kesekian kalinya. Heran deh, sepupuku yang satu itu kok hobi banget sih teriak-teriak nggak takut apa pita suaranya putus. Kan kalau putus susah nyari gantinya.
                “Iya-iya sabar, ini juga gue mau keluar!”teriakku balik.
“Iya tapi kapan? Elo udah ngomong gitu lebih dari lima kali, hrusnya lo itu udah dapet payung cantik!”omel Andre panjang lebar.
“Iya gue keluar nih.” Jawabku malas. “Bunda Hea berangkat, assalamualaikum.”
                “Wa’alaikumsalam.”balas Bunda dari dapur.
                Aku keluar lalu menutup pintu sebelum akhirnya menghampiri Andre yang sedang bersandar di kap Nissan X-trailnya.
                “Lo ngapain aja sih, nggak tahu apa sekarang udah siang?”protesnya sambil menujuk jam tangan hitam yang terlilit di pergelangan tangan kirinya.
                “Udah ah! Ayo buruan berangkat!” Aku masuk ke dalam mobil dan duduk di jok depan, dekat jok kemudi.
                “Nyebelin lo!”sungut andre kemudian menyusulku masuk dan duduk di jok kemudi.
                Tak lama mobilpun berjalan pelan meninggalkan rumah.

# # #

                Aku terduduk sendirian di bangku dekat pohon beringin. Selain karna uang bulanan yang sudah menipis juga karena aku sedang mencari inspirasi untuk cerpen terbaruku, yup bener banget aku adalah penulis freelance di sebuah majalah remaja. Ngomongin soal majalah bulanan yang sudah menipis, sebenarnya kalau aku ngomong sama Andre pasti doi dengan senang hati akan membantu tapi berhubung ini masalah pribadi jadi nggak aku ceritain deh, hahaha…
                Saat sedang asyik mencari inspirasi, JDUG! Sebuah benda yang masih belum ku ketahui identitasnya jatuh dan menghantam kepalaku. Kepalaku rasanya jadi pusing tujuh keliling, semua benda yang ku lihat serasa berbayang. Sebuah benda bulat berwarna orange udah nangkring di pangkuanku tanpa permisi dan mengucap salam. Mending kalau itu buah jeruk pasti langsung aku makan tapi yang ini bukan, lagipula mana ada pohon beringin berbuah jeruk!
                Satu detik… Dua detik…Tiga detik…
                Didetik berikutnya aku baru menyadari kalau kepalaku habis ketimpuk bola basket. Dengan kesadaran yang telah sepenuhnya pulih kuambil bola tersebut dan kuamati dengan seksama. “Nah loh lapangan basketnya kan jauh dari sini kenapa bolanya bisa sampai sini?”gumamku”…atau jangan-jangan…” Aku menatap pohon beringin di sebelahku dengan tatapan menyelidik, seakan menuduh pohon itulah yang telah menjatuhkan bola ke kepalaku.
                “Woy kembaliin bola Basket gue!!!”
                Kedua bola mataku langsung membulat. Pohonnya bisa bunyi? Aku mengerjap-ngerjap mataku tak percaya sambil terus memandang bola dan pohon secara bergantian. Kemudian menatap sekeliling namun kosong hanya ada aku, bola dan pohon.
                “Hey kembaliin bola gue!!!” suara misterius itu terdengar lagi.
                Akut ercekat. “Astagfirulloh.”ucapku lamat-lamat. “Oh My God Pohonnya bisa ngomong!!  Ampun Pak pohon saya tidak bermaksud mengganggu Bapak, maafkan saya, maaf, maaf, maaf, “pintaku histeris dan merinding, maklum ini pengalaman pertamaku ditimpuk bola sama pohon.
                “Hey cewek gila cepet kembaliin bola basket gue!!!”

Senin, 26 Desember 2011

Ya Aku-Jrock



kalau kamu tanya aku siapa cowok paling tampan, ya aku
kalau kamu tanya aku siapa cowok paling baik, ya aku
kalau kamu tanya aku siapa lelaki yang paling mencintaimu
sudah pasti jawabannya tidak lain tidak bukan ya aku

kalau kamu tanya aku siapa cewek paling cantik, ya kamu
kalau kamu tanya aku siapa cewek paling baik, ya kamu
kalau kamu tanya aku apa aku cinta dan sayang kepada dirimu
sudah pasti akan ku jawab dengan ucapkan ”i love you”

tak mungkin ku akan bisa mencari-cari lagi yang lainnya
sudah cukup bagiku hanya engkaulah satu-satunya hei cinta
percayalah padaku janganlah engkau ragu kepadaku
kan ku ajak engkau untuk menjelajahi alam bercinta

tak mungkin ku akan bisa mencari-cari lagi yang lainnya
sudah cukup bagiku hanya engkaulah satu-satunya hei cinta
percayalah padaku janganlah engkau ragu kepadaku
kan ku ajak engkau untuk menjelajahi rasa bercinta
kan ku ajak kau tuk menikmati indahnya cinta
kan ku ajak engkau untuk menjelajahi alam bercinta

Terlambat

Termangu
Terdiam di batas nyata
Mengingat semua yang tlah lalu
Tentang aku, kamu dan mereka
Aku memang egois
Selalu lari dan menghindar
Aku tahu kamu sakit
Aku di sini pun perih
Setiap detik kebersamaan yang tlah terjalin
Kini bagai belati
Setiap saat mampu menghujam
Dan hancurkanku
Namun semua t'lah terlambat
Saat aku terkesiap
Tangisan langit belum juga reda

Mengapa dia bukan aku

Lara hati mengingat kepergianmu
Bukan ku tak rela
Hanya luka ini terlalu lebar menganga

Mengapa harus dia
Mengapa bukan aku
Mengapa harus sahabatku

Kamis, 22 Desember 2011

Karna Ibu


Ibu rengkuhlah aku ke dalam pelukmu
Karna dengan begitu aku merasa tenang
Ibu hapus air mataku
Karna dengan begitu aku kan berhenti menangis
Ibu usap lembut rambutku
Karna dengan begitu aku merasa dimanjakan
Ibu dengan sayangmu aku ada
Dengan kasihmu aku tumbuh
Atas bimbinganmu aku dewasa
Bu, seandainya kau dengar pintaku
Aku hanya ingin kau bahagia
Lebih dari apapun Bu

Aku Ingin


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mecintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada 


(Sapardi Djoko Darmono)

Selamat Pagi yang Indah


Pagi yang Indah
Ku awali pagi ini dengan wajah ngantuk, maklum deh abis bangun tidur. Mandi kelamaan sampe diomelin adekku plus dimarahin ibuku. Mau sarapan malah nasi yang udah tak siapin dimakan ibuku. Trus malah disuruh nyalain air sama ayahku (Carane piye her?) Huhhh pertanyaan konyol, yan tinggal dipencet aja to saklarnya,(weh kok pertanyaanku dikata konyol..mana ada air dinyalain emang e lampu..deniarta aja kagak tau.weh..weh aneh sejagad urip) Duh iya ya walah salah nalar, maksud saya nyalain pompa air(kata Galih itu yang bener, udah ya Gal udah tak tulis jangan protes lagi, oke?). Kemudian minta minumnya adekku hingga habis bis bis. Lalu aku berangkat pkl deh dengan senyum sumringah.

Rabu, 21 Desember 2011

Putih Abu-Abu by BLINK

Aku tak mau bertemu kamu
Yang selalu menggangguku
Buat hari ku tak menentu
Aku benci kamu

Namun hatiku jadi rindu
Ingat kelakuan nakal mu
Kini semua terasa lucu
Aku rindu kamu

BLINK
Dag dig dug hati ku
Dag dig dug hati ku
Dag dig dug hati ku

Cinta cinta cinta datang pada ku
Malu malu malu tuk akui itu
Tapi tapi kamu tlah menawan hati ku
Cinta ku bersemi di Putih Abu-abu

Sabtu, 17 Desember 2011

Sepi tenan

Huhhhhhhhh efek dai salah stu temen PI yang nggak berangkat ternyata benar-benar terasa sekarang. Sepi banget nih mana laper banget lagi huh bawaannya pengen ngeluh terus lagi. Ya ampun kok gini-gini amat sih rasanya. Weh sekarang ditambah backsound suara keyboard yang bener-bener bikin aku tambah nelangsa plus tambah laper. Ya Alloh kirimkan malaikatmu, eh seorang teman pada hamba-Mu ini Ya Alloh. Disini sepi tanpamu, teman.

Denting piano mengalun lembut
Mengusik sukma 
Terbelengguku dalam labirin rutinitas
Sepi...
Tanpamu di sisi

Ealah ini juga merupakan salah satu efek dari kesepian, menciptakan puisi yang nggak jelas wahahahaaha. Woy temanku yang nun jauh di sana cepet masuk lagi ya, sepi tenan ki. Biar agak rame nyetel musik ah... Musik..

Jangan pergi-pergi lagi 
aku tak mau sendiri
temani aku tuk sebentar saja
agar aku tak kesepian
(Vierra-kesepian)

Haduh lagunya kok yang ini sih, bikin tambah nelangsa aja deh,


Jumat, 16 Desember 2011

RADJA#satu#part 2

                Ckiiitttttt!!! Arrio mengerem langkahnya tepat di depan pintu kelas XII IPA 3 tiba-tiba Radhit yang rem-nya sedang blonk datang disusul Jonas dan Dirga. Tabrakan maut pun tak terhindarkan lagi. BRAKK!!BRUG!!!GEDEBUG!!!   Arrio jatuh tersungkur diikuti Radhit, Jonas dan Dirga pun ikut jatuh terjerembab menimpa Arrio dan Radhit.
                “Aduh Jo lo kalo mau berhenti ngomong!”protes Dirga.
                “Apaan? Lo nyalahin gue?”Jonas tidak terima. “Salahin si Radhit tu.”
                “Lho kok gue? Arrio aja!”lempar Radhit.
                “Udah ditabrak disalahin pula, malang bener nasib gue.” runtuk Arrio.
                “Loh kalian pada ngapain duduk-duduk disitu?”tanya Andro heran. “Diusir Pak Handi?”tebaknya sambil berjongkok dihadapan teman-temannya. Ya, disini hanya Andro  saja yang selamat dari tabrakan maut beruntun dikarenakan kelambatan larinya, namun nyatanya hal tersebut malah menyelamatkan jiwanya hahaha.
                “Bukan! Kita habis tabrakan bego!”jawab Arrio nyolot secara doi yang paling menderita disini, ibarat kata pepatah udah jatuh tertimpa Radhit, Jonas dan Dirga pula.
                Andro nyengir menunjukkan sederetan giginya yang tersusun rapi.
                “Nyengir lagi, sini ikutan, kita itu harus menjunjung tinggi nilai kebersamaan, KE-BER-SA-MA-AN!”koar  Jonas panjang lebar sabil menepuk-nepuk ubin disebelahnya
                 Andro langung menjatuhkan pantatnya disebelah Jonas. Mereka berlima langsung membentuk formasi melingkar. “Baiklah sebelum kita memulai acara pengajian pada pagi hari ini marilah kita membaca basmalah terlebih dahulu.”kata Jonas sambil meniru gaya Pak ustad memulai pengajian.
                 “Bismillahirrahmanirrahim.” Suara RADJA mendengung setelahnya empat toyoran mendarat ke kepala Jonas.
                 “Aduh-aduh sakit woy!”
                 “Lo pikir kita mau pengajian hah? Yang serius Jo!!!”sembur Dirga.
                 Jonas nyengir kuda.
                 “So, siapa yang mau masuk duluan?” tanya Dirga kemudian.
                 “Ogah!”sambung Radhit cepat.
                 “Gue masih sayang nyawa!” Dirga tak mau kalah.
                 “guhe mahsih ngosh-ngoshan(gue masih ngos-ngosan).”kata Andro sambil berakting sedang sesak nafas.
                 Jonas memandang teman-temannya satu persatu. “Kalo gitu lo aja deh Yo.”usul Jonas kemudian.
                 “Ngaak!” tolak Arrio langsung secara berhadapan sama Pak Handi, guru paling galak di Sma Putra Bangsa, sebenernya sih nggak galak-galak amat cuma kalau berurusan sama RADJA tingkat kegalakannya meningkat seratus kali lipat. RADJA kan termasuk murid badung yang paling bandel kalau dinasehatin. Dan yang bikin RADJA paling males berurusan sama guru yang satu itu adalah hukumannya, mereka pernah dihukum ngepel lantai koridor kelas tiga, nyanyi lagu wajib lewat speaker saat jam istirahat sampai disuruh membuat masing-masing seratus soal buat adik kelas. Hukuman yang cukup membuat mereka bergidik tapi tetap saja tak jera. “Lo aja sana Nas.”
                 “Haduh Yo gue belum bosen hidup.”jawab Jonas sambil memasang wajah memelas.
                 Mata Arrio membulat.”Lo pikir gue udah siap mati, hah?”sembur Arrio yang hanya dibalas cengiran oleh Jonas.
                 “Biar adil mending kita hompimpah aja, gimana?” usul Dirga yang segera dibalas anggukan oleh yang lain kecuali Jonas.
                 “Hompimpah?”Jonas mengernyitkan keningnya. “Kayak anak kecil aja!”protesnya. Jonas berpikir sebentar. “Tapi boleh juga kayaknya seru.”katanya kemudian.
                 “Huuuu…”sorak keempat kawannya.
                 Jonas tertawa. “Ayo dimulai!”
                 Kelima cowok tersebut mulai mengayun-ayunkan tangannya ke kanan dan kiri sambil bernyanyi ria layaknya anak kecil. “Hompimpah alayum gambreng Si Jonas pake baju rom…”
                 “Stop! Stop! Stooop!”
                 “Ada apa Nas?” Tanya Arrio.
                 “Kok nama gue yang dipake harusnya kan mpok, em mpok , “Jonas tampak mengingat-ingat.”Mpok siapa itu?”
                 “Mpok Ijah?” jawab Andro dengan nada keraguan.
                 “Ah ya itu harusnya kan mpok Ijah, kalian pikir gue itu mpok-mpok apa!” protes Jonas.
                 “Kan nama lo bagus Nas, berseni.”jawab Andro sekenanya.
                 “Kalian tau aja kalau nama gue berseni, Jonas Aditya Nuraga hahaha…”kata Jonas pede.”Ayo deh dilanjutin.”
                 Ritual hompimpah pun diulang akibat diberhentikan secara tidak hormat oleh Jonas.”Hompimpah alayum gambreng. Si Jonas pakai baju rom…”
                 “Stop! Stop! Stooop!!!” potong Jonas lagi.
                 “Gezzz! Ada apalagi Jo?” geram Dirga.
                 “Seinget gue dilagu ini Mpok Ijah pakai baju rombeng kan. Kalau nama gue yang dipakai berarti gue dong yang pakai baju rombeng? Ogah-ogah nama gue kan udah berseni masa pakai baju rombeng.”protes Jonas panjang lebar.
                 “Yaelah Nas Cuma gitu aja diributin.”Arrio tak habis pikir.
                 “O, tidak bisa, harus diributin secara gue kan cowok paling keren selangit dan bumi.”jawab Jonas PD yang langsung dihadiahi toyoran dari teman-temannya.
                 “Ya udah baju rombengnya diganti kemeja gimana?”Radhit member I solusi.
                 Jonas menggeleng. “Belum, kemejanya harus kemeja kotak-kotak hitam putih.”
                 “Nyanyinya jadi ribet Jo.”Dirga kembali angkat suara.
                 “Nggak mau tahu.”rajuk Jonas.
                 “Iya-iya kemejanya kemeja kotak-kotak hitam putih puas lo nas?” Radhit kembali menekankan suaranya pada kata puas.
                 Jonas tersenyum puas. “Ayo kita ulangi.”
                 “Grrr!”
                 Ritual hompimpah pun diulang dengan lagu hasil remix-an RADJA. “Hompimpah alayum gambreng Si Jonas pakai baju romb…”
                 “Stop! Stop! Stoop!!”
                 “JONAS ADA APAAN LAGI?” teriak keempat temannya dengan nada di C mayor disertai tatapan mata yang kira-kira begini artinya gue-mau-bunuh-elo-tahu!






Hayo kira-kira si Jonas kenapa ya? Tunggu lanjutannya ya... ^^
"Woy penulis tolongin gue dong! Gue mau diterkam sama Arrio dan Dirga!!"
Wahahaha kabur ahhhh daaaaaaaaahhhhhhhh, si penulispun kabur menggunakan skateboard hasil curiannya dari tetangga sebelah.
"Woy penulis gila!!!"
"Hayo lo Nas mau kabur kemana?"tanya Dirga bersiap menerkam Jonas.
"Sekarang nggak ada yang nolong lo lagi."sambar Arrio.
"Waaaaaaaa kabur! Lariiiiiiiiiiiiiiii"

Kamis, 08 Desember 2011

RADJA#satu#part 1

# Satu # part 1

Hari Ini ku dendangkan
Lagu yang ingin ku nyanyikan
Terkenang semua kenangan
Yang tlah ku alami
Berlari dan terus bernyanyi
Mengikuti irama sang mentari
Tertawa dan slalu ceria
Berikan ku arti hidup ini


        “ARRIO YUHHUUUU!!! ARRIO MAI HONI BONI SWITI!!(Arrio my honey banny sweety) ” sebuah panggilan sukses membuat si empunya nama ditambah ketiga temannya yang saat itu tengah berada di TKP jadi bergidik ngeri. Pasalnya yang mememanggil ini bukan cewek cantik ataupun cewek manis, cowok ganteng pun bukan. Yah bisa dibilang yang memanggil ini cewek kagak, cowok pun masih dipertanyakan. Serba nggak jelas deh hehehe
        “ARRIO AA’ ONAS DATENG NIH!! YUHUUU ARRIO!!!” panggilan rada nyeleneh bin ajaib itu terdengar kembali membuat bulu kuduk yang notabene dijadikan target utama meremang.
        “Huhhh itu anak pasti kambuh lagi gilanya.” desah Arrio pelan namun masih dapat di dengar teman-temannya.
        Dari jarak yang lumayan jauh seorang cowok –emm anggep aja begitu- dengan style rambut harajuku, ditambah mata sipit dengan kulit putih bersih bak pualam lengkap dengan tubuh yang bisa dianggap proporsional berlari ala film india menghampiri Arrio cs yang sedang menikmati menu breakfast di kantin. Tapi sebelum sampai di meja yang dituju … JBRUG!!! … Naas ia terpelanting sodara-sodara, dan aduh bibirnya berhasil mencium lantai dengan indahnya. Teman-temannya yang melihat dari kejauhan ketawa terbahak-bahak. Cowok tersebut berusaha bangkit dengan gaya yang dibikin se-cool mungkin sambil berusaha menahan sakit di badannya. Ia nyengir memperlihatkan sederetan giginya yang rapi. Setelahnya ia menatap ke arah si penulis yang tengah menikmati semangkuk bubur ayam di pojok ruangan. “Huhhh penulis dong-dong masa gue diciptain jadi tokoh yang geje gini sih”umpatnya. Si penulis hanya tersenyum. “Dinikmati aja Nas, Emmm nyam nyam bubur ayam nya enak loh.”
        Jonas mendengus sebal kemudian meneruskan aksi berlari ala film indianya yang belum selesai. “ARRIO AA’ ONAS DATENG NIH!!!”teriaknya lagi membuat Ibu Kantin beserta para pengikutnya ketawa ngakak. Bahkan Bu Wida sampai hampir kencing di celana dibuatnya. Dasar Jonas!!!
        “Apaan sih lo Nas, jijik tau gue ngeliat lo!” cetus Arrio pedas saat Jonas duduk tepat dihadapannya.
        Jonas manyun. “Lo pikir gue seneng apa diciptakan jadi makhluk geje bin ajaib seperti ini! Salahin noh penulisnya!!!”
        “Lo juga sih Nas, ngapain coba ngikutin kemauan penulis kita yang aneh nan geje itu!” komentar Radhit menyalahkan sebelum akhirnya cowok itu membetulkan letak kacamatanya.
        “Betul itu kata Radhit!”bela Andro.        
        “Yaelah kok kalian pada ngomong kayak gitu sih. Nanti kalau gue nggak ngikutin kemauan si penulis trus gue dipecat dari cerita ini gimana? Emang kalian nggak merasa kehilangan apa?” ucap Jonas dengan tampang melas.
        “ENGGAKKK!!!” jawab RADJA minus Jonas kompak.
        Jonas tambah manyun sambil bertopang dagu.
        Namun tiba-tiba sodara matanya bersinar-sinar seperti bintang saat mendapati segelas Cappucino hangat dihadapan Andro. Yupz Cappucino memang salah satu minuman favorit Jonas, setelah coklat panas tentunya. Dan asal kalian tahu moto hidupnya kalau ketemu Cappucino atau coklat panas adalah ‘sekali lihat langsung embat’.
        Jonas melayangkan tangannya mendekati gelas Cappucino milik Andro dengan mata dipenuhi ribuan bintang, namanya juga Jonas moto hidupnya adalah…. Baca sendiri ya dia atas, hahaha. Namun sepertinya dewa fortuna –emang ada ya?- sedang tidak berpihak kepadanyakarena sebelum ia sempat menyentuh gelas tersebut Andro yang merupakan pemilik sah keburu mengambil dan meneguknya hingga habis. Hal tersebut kontan membuat mata Jonas melotot dengan mulut ternganga lebar.
        “Cappucino gue…”ucap Jonas miris.
        “Lebay lo Nas lagipula cappucino-nya kan punya gue bukan punya lo, gelasnya juga punya gue bukan punya lo kenapa elo sedih kayak gitu.” cibir Andro.
        “Tapi…tapi…cappucino gue…”ratapnya lagi dengan muka memelas, kata penulis sih mirip muka temennya hahaaha.
        Arrio tetap bergaya sok cool sambil terus membalas sms yang masuk ke dalam inboxnya, maklum dia sedang membantu Zia, sahabatnya yang sedang mengerjakan ulangan nun jauh di sana. Sedangkan Radhit dan Andro malah cekikikan melihat tingkah Jonas yang emang aneh bin ajaib itu.
        “Nanti gue beliin Nas.”sahut Dirga akhirnya sambil menutup komik yang telah selesai dibacanya.
        Jonas mengulum senyum. “Beneran ya Ga?” tanya Jonas memastikan dengan nada memaksa.
        “Hmmm.”
        Bola mata Jonas kembali berpijar terang.
        “Hahahaha dasar Misterpuccino.” sindir Andro
        “Bentar deh Nas,” potong Radhit “lo kok bisa kesini? PR matematika lo udah selesai?”
        Jonas menepuk kepalanya pelan seakan habis teringat sesuatu. “Duh lupa, gue kesini Cuma mau ngasih tau, Pak Handi udah datang.” 
        “WHAT???” teriak Arrio dan kawan-kawan kompak.
        “Serius lo Nas?” sambung Radhit.
        Jonas mengangguk-anggukkan kepalanya. “So, kita mau ngapain sekarang?” tanyanya dengan tampang polos.
        “Arghhh bego lo Nas, kenapa nggak ngomong daritadi! Ayo kita cabut!” Arrio memberikan aba-aba kemudian berlari diikuti Radhit, Dirga, Andro dan yang terakhir tentu saja Jonas.
        Jonas berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Dirga. “Ga, Dirga shu…t shu…t “
        Dirga menoleh pada Jonas yang telah ada di sampingnya. “Apa?”
        “Cappucino buat gue mana?” tagih Jonas.
        “Ya ampun Jo disaat genting seperti ini lo masih sempet-sempetnya mikirin cappuccino.” Dirga tak habis pikir.
        “Wo lha iya Jonas gitu si misterpucci…”
        JBRUGG!!! Jonas sukses menubrukkan badannya ke tiang penyangga atap kantin. Arrio dkk spontan menghentikan larinya kemudian menolh kea rah Jonas yang masih sempoyongan dengan kupu-kupu di kepalanya.
        “Ngapain lo Nas?” pertanyaan itu meluncur dengan manis dari bibir Andro.
        “Makanya kalo jalan pakai mata!” omel Radhit.
        “Pikiran lo sih Nas isinya cappuccino melulu.” Dirga ikut memojokkan.
        “Udah-ugah.” Lerai Arrio. “Lo masih kuat lari kan Nas?”
        Jonas menjawab dengan acungan dua jempol.
        “Ya udah ayo nanti keburu dihukum lagi sama Pak Handi.”
        Kelima sekawan tersebut kembali berlari tunggang langgang seperti dikejar anjing rabies. Melewati bangku-bangku panjang, pot bunga yang malang melintang di pinggir koridor dan segala macam barang yang menghambat lagkah mereka layaknya pemain parkur yang handal. Beberapa guru yang sedang melewati koridor kelas dua belas mereka lewati dengan tak lupa menyapa, cukup sopan bukan untuk murid yang tergolong bandug seperti mereka.

dadah sampai jumpa di part selanjutnya ya . . .

Senin, 05 Desember 2011

lagu favorit part 1


hahahah aku punya lagu favorit nih, kata temenku sih aneh but i like this song very much. Lagunya enak sih buat goyang walaupun jujur aku juga nggak terlalu hobi goyang sih. Dan judul lagunya adalah Ahh-Smash, hahahaha udah pernah denger lagunya belum? Yang belum coba dengerin deh lagunya lumayan lho, disini aku mau share lirik lagunya hahahaha check this out!

Sabtu, 03 Desember 2011

Bukan takdir


Kenapa aku harus terpuruk sendiri

tersudut di sisi terkelam hati

bersama temaram sinar lilin

bergoyang pelan bermain angin

andai dulu aku tidak mengenalmu

karna kamu tak mungkin ku rengkuh

mengayuh rasa hanya akan buatku menggila

terjatuh tanpa sanggup bangkit

rasa ini memang tak seharusnya ada

karna rasamu hanya untuknya

sebaiknya lupakan saja

mungkin memang bukan takdirku milikimu

Rabu, 16 November 2011

RADJA




# PROLOG #





“OK Kamera Siap! ACTION!!”
“Eh tunggu-tunggu…”
“Apaan?” Tanya sang penulis pada kelima aktornya.
“Aku belum pakai sepatu nih.” Tokoh satu menjawab.
“Kemejaku belum rapi!” sambung tokoh dua.
“Rambutku udah bagus belum ya?” tokoh tiga meminta pendapat sambil membetulkan tatanan rambutnya di depan cermin.
“Bagusnya pake topi yang hitam atau yang putih ya?” tokoh keempat menimang dua topi ditangannya.
“Aduh tadi aku udah ngerjain PR matematika belum ya?”
“STOP! STOP! STOOP!!!”
“Ada apa?” Tanya kelima tokoh pada penulis yang terlihat frustasi.
“Ceritanya jadi dimulai nggak sih?”
“Ya jadi dong, masa aku udah ganteng begini malah nggak jadi.” Si tokoh empat memakai topi hitam yang dipilihnya.
“Beneran nih udah nggak ada yang kurang?” si penulis bertanya dengan wajah serius.
“Uuudaaahhh” koor kelima tokoh utama kompak.
“OK Kamera Siap!” penulis kembali member aba-aba.”ACTIOON!!!”
Bukannya berakting kelima cowok tersebut malah melingkar membentuk suatu forum diskusi. Si penulis mengerutkan keningnya. Pelan-pelan ia menghampiri kelima aktornya dan sedikit menguping pembicaraan mereka.
“Eh gimana kalau Elang?” tokoh kedua memberi usul
“Garuda aja.” Usul tokoh kelima.
“Idih nama hewan nggak cocok banget…” tokoh keempat tampak berpikir. ”Emmm gimana kalau Gajah aja.”
“yeee kamu gimana sih itu kan nama hewan juga.” Protes tokoh ketiga sambil menyenggol lengan tokoh keempat.
Tokoh keempat nyengir.
“Huhhh ini jadinya namanya apa?”
Si writer menyenggol lengan tokoh pertama kemudian berbisik, maksud hati sih biar nggak mengganggu forum.”Eh eh kalian lagi ngomongin apa sih?”
“Kita lagi bahas nama gank buat kita, eh penulis kasih ide dong kan kamu yang nulis.”
“O iya ya, kan aku yang nulis masa kalian yang mikir.” Si penulis pun berpikir keras. “ Emmm gimana kalau namanya RADJA”
“Radja! Apaan tuh?” tanya kelima tokoh kompak.
“RADJA itu Radhit Arrio Dirga Jonas dan Andro hahahahaha” Si penulis tertawa setan.
“O gitu, boleh-boleh.”
“ yah lumayanlah”
“Ya sudah monggo-monggo dipun wiwiti”
“OK Kamera standby! ACTION!!”





# # #





Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatan mu

Dihari kita saling berbagi

Dengan kotak sejuta mimpi

Aku datang menghampirimu

Tuk perlihatkan semua hartaku




“Arsyad Rio Dewanto.” Seorang anak dengan kaos bertulis huruf A yang super gede mangulurkan punggung tangannya di hadapan teman-temannya. Keempat pasang mata yang lain menatapnya seperti meminta penjelasan. Arrio begitu nama panggilannya hanya tersenyum.
Seorang anak lelaki bermata sipit tersenyum simpul kemudian mengikuti jejak temannya. Ia meletakkan telapak tangannya diatas punggung tangan temannya. “Jonas Aditya Nuraga.” Ucapnya dengan senyum mengembang dibibirnya.
Seperti mengerti maksud teman-temannya satu tangan lagi melayang dan akhirnya dan akhirnya mendarat dengan sempurna dan akhirnya mendarat dengan sempurna di punggung tangan Jonas. “Radhityo Al Kautsar Putra Nusantara” ucapnya lantang sembari tersenyum.
Sebuah lengkungan pelangi tercipta di bibir seorang anak yang semula menatap dingin teman-temannya. Anak dengan luka di pelipis kanannya tersebut segera meletakkan tangannya di atas punggung tangan Radhit. “Dirgantara Angkasa Putra.”
Tinggal satu tangan lagi. Ya, tinggal satu tangan lagi.
Arrio dkk menatap anak terakhir dengan tatapan memohon. Merasa ditatap seperti itu anak tersebut nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Andro Dewangga Saputra.” Ucapnya semangat tak lama tangan mungilnya telah berada di punggung tangan Dirga.
“RADJA, Sahabat Selamanya!”ucap mereka kompak sambil melemparkan tangannya ke udara setelahnya mereka tertawa lepas.
Ya Radja, Sahabat selamanya.


Di balik sebuah pohon penulis menatap haru pada tokoh-tokohnya tersebut. “Akhirnya prolognya selesai juga, tungguin part selanjutnya ya hik . . . hik. . . pulang ah mandi terus tidur. Dagh!”